Jumat, 19 Desember 2008

Metode Tafsir Hasan Hanafi

Bedah Buku Di Ruang Teatrikal UIN Suka Yogykarta

dalam rangka Haul ke 3 Pesantren Nawesea.

Metode Tafsir Dan kemaslahatan umat karya

Dr. Hasan Hanafi

Pembicara:

Dr. Sahiron Syamsuddin, MA

Dr. Waryono Abdul Ghafur,M.Ag

18 November 2008

Moderator : Khudori, S, Fil. I

Tafsir Yang Mengabaikan Kemaslahatan Umum

Dr. Phil. SAHIRON adalah bapak hermeneutika Yogyakarta

Isu yang berkembang: apakah hermeneutika bisa kita masukkan dalam Ulumul qur’an?

Tidak. karena hermeneutika dari bible. Dari sejarah bukan dari bibel. Yunani abad masehi muncl agama krisen menata bibel. Perjanjian lama dpahami secara literel. Dari berasal Mitos benarkah cerita2 mitos? Para filosof, Kitab suci punya makna literel dan ahistoris. Hermeneutika berasal dari cerita-cerita mitos bukan dari bibel. Justru bibel mengambil dari sana. Para santri tidak pernah dididik secara filsafat. Syiah menwajibkan filsafat. Maka para ulama untk belajar filsafat. Maka jangan kaget para ulamanya hebat. Semangat mereka terbuka.

Ide gagasannya:Hermeneutika digabungkan dalam ulumul qur’an.

Adopsi pengethuan dalam islam sudah lama. Al ghazali, al kindi etc. sekarang ini yang terjadi anti barat. Khwatir. [para ulama dahulu tidak demikian).

Hermeneutika menjadi penting perlu kita pelajari karena:

Alasan kedua: baik lumu Qura’n dan hermeneutika punya obyek. Hermeneutika punya landsan filosofis, dan sebagainya. Islam sekarang kita ini tidak punya hermeneutika filosofis.

Alasan ketiga Hermeneutika bisa memperkuat ulumul quran.

Tidak semua hal dalam ulumul qur’an untuk dimasukkan dalam hermeneutika.

Tidak semua hermeneutika ditolak dan tidak semua hermeneutika tidak diterima. Gadamer toerinya Horizon pemahaman dipunyai setiap orang baik karena penglaman hdp mempengaruhi cara berpikir seseorang. Kitab suci punyai horizon tersendiri. Teks dibiarkan berbicara sesesuai dengan horizon pemahaman tersendiri. Dan para pembaca pun punyai horizon pemahaman. Nah kedua horison pemhaman ini digabungkan. Contoh: dipaksakan qur’an sesuai kehendak kita. Ada asbabul nuzul dalam qur’an. Hasan hanafi sangat bagus diterjemahkan oleh kyai pak yudian ahli hermeneutika. Orang tidak mengerti hermeneutika dikritik pak yudian dalam bukunya Yudian. Buku ini harus dibaca pengkaji tafsir. Aliran fikih, aliran teologi ada dalam buku ini (metode Tafsir).garis besara buku ini kelemahan dan kelebihan metode. Metode saintifik misalnya. Saya membaca buku ini.

Hasan Hanafi lebih menekankan tafsir social. Bahsa hanafi sampai konklusi beliau mendkumentasikan tafsir social. Berdasarkan fakta social kemudian mencari apa yang menjadi solusi dalam al Qur’an. Ada tafsir juz’I dan tematik. Tafsir berangkat dari tujuan makna. Secara keseluruhan mengentaskan perbudakan. Kemerdekaan dibagian perbudakan dalam alqur’an ini misalnya.

Cirri metode tafsir social hasan hanafi : corak dengan kondisi social penafsir. Kalau kelas menengah bisa menafsirkan al qur’an sesuai dengan kondisi. Bagi hasan hanafi tidak masalah. Tiga model penafsiran al qur’an: modernis (bukan modernisnya Nu dan Muhammadiyah),tetapi modernis disini adalah: mereka memakai original tapi maqasid syariah yang dipakai. Potong tngn tidak ditegakkan tapi prinsip tidak bolehnya mencuri ditegakkan. Apakah maqasid syariah ini yang ditegakkan dalam Alqur’an?. Islam mati dimata barat karena kerasnya hukum islamnya seperti menafsirkan alqur’an dengan memotong tangan potong bagi pencuri. Apa yang ditafsirkan hanafi bisa melampaui kehendak aqur’an. Terlepas dari kritikan hanafi hanafi mencoba mengangkat tafsir reality. Demikian cerita pak sahiron dalam menanggapi buku metode tafsir karya hanafi ini.

Moderator: Gadamer sudah bisa masuk pada tingkatan itu( )

Dr.Waryono MAg, 08122721422. beliau adlah dosen fakultas dakwah. Karier IAIN TH adik kelas Sahiron Magister Di IAIN gelar doctor di UIN.

Background hanafi, seorang filosof bukan seorang penafsir.konteks sejrah: kemunduran kita. Tipe orang yang memasukkan segala sesuatunya dari barat, ada sesuai dan ada yang tidak sesuai baru diadopsi dan mengambil yang sesuai dengan kehendak ini konteks hanafi dalam untk mengkritik hanafi. Dalam perkembangan sejarah yang semula reformasi lalu djajah. Hanafi mengilhami dalam menafsirkan karena beliau hidp di barat. Hanafi ghirah mengkonstruksi al quran dan ushl fkh. Mirip Nu tradisional. Barat harus dihadapi. Tapi islam perlu dibenahi. Bagi Hanafi tidak ada turah yang jelek. Trah tidak bisa dilepaskan tahziq. Apresiasi dan menetapkan hal2 yang yang berhubungan hanafi. Tafsir social hanafi berangkat dari alQur’an bukan berangkat fikih. Hanafi tertarik Perumusan metode penafsiran. Awalnya buku hanafi ini adalah makalah. Ego-barat –islam. Kenapa hanafi tertarik metode penafsiran alq? Karena keprihatinan realitas mesir kontemporer dan mesir….. sama dengan iran sebelum revolusi iran. Ada kemunduran aliansi. Hanafi: Reorientasi mengembangkan kehidupan progressif yang membebaskan melalui keadilan bersama yang mengakar dalam tradisi pemikiran masyarakat. Usul hanafi, tidak hanya membahas tapi juga implikasi. Yang menjadi panglima ekonomi sebagai sudut fokusnya. Dia tidak mencari solusi dalambuku tafsir. Hermeneutika filosofis cenderung hanafi mengambil dalam menafsirkan. Tafsir zaman mengambilnya tidak mengambil tafsir universal. Menghargai subyektif. Menyembunyikan subyektif untuk mengklaim obyektiftas ini bahaya katanya. Landasan metode hanafi: masih menggunakan metode fonologi. Hanafi berangkat dari ushul fikih kenapa? Ushul fikih terkait dengan hukum yang lain. Realitas punyai supremasi. Perda sayariah: apakah masyarakat masih menerima perda syariah yang masih elementer. Ushul fikih yang dipakai hanafi bukan fikih syafii tapi fkih maliki. Tidak seluruh pencuri kena jarimah

Hanafi dalam menafsirkan dekat realitas dalam mmbuat maslah mursalah. Krisis orientasi (syeh Puji). Krisis epistemology: relevan dengan tidak membuat perkembangan pengetahuan. Hanafi dkatakan sekuler karena alqura’n disamakan buku yang lain. Karakeristik: temporal, tidak bersifat realities, makna tertentu dan eksperimental, perhatian pada kontemporer, dan

Prsedur al hanafi :Tafsir ini diorintasikan kepada, tujuan dan berpihak dan berpijak. Analisis factual.

Para penanya:

Sesi pertama: 3 pertanyaan: abrori :ushuluddin

Tafsir berbicara erat dengan kitab suci. Pada pemuka mereduksi orisinal kitab. Kaitannya dengan buku. Hanafi konteksnya berbeda dengan konteks kita. Konteks apa yang ingin ditawarkan kaitannya dengan hanafi.

Laila

Palembang, saya tidak mengenal aliran apa itu NU dan Muhammadyh. Tafsir di era Aliyah. Bagaimana dalam penafsir itu kan harus memenuhi kualifikasi sebagai penafsir untuk menafsirkan .bagaimana alquran sebenarnya bukankah sebagai pedoman bukan kita membelakangkan dulu?

Penanya ketiga: tasir dengan menggunakan perbandingan. Maka pemikiran Hanafi agak sangat sama dengan pmikiran fazlur rahman misalny. Subyektif itu akan ikut bagaimana? NU menolak hermeneutika saya tidak sepakat. NU cenderung klasik.

Penanggap ini harusnya pak Sahiron. Sahiron: hanafi terkait pluralitas pemikiran maka beliau sangat terbuka. Setiap orang punya hak untuk menegakkan gagasannya masing-masing. Dalam segi lain saya tidak dan lain lagi setuju. Mereka punya alasan untk mempertahankan pandangannya. Pendewasan diri ini harus dikedepankan. Problem social sekarang menganggap pendpt sendiri paling benar. Sesuai kondisi hanafi baru mengadopsi ayat-ayat sesuai konteks. Bukan atas agama yang mask surga tetapi orang yang menyerahkan diri pada Tuhan dan berbuat baik pada sesama manusia. Memberikan inspirasi kepada kita. Itu yang bisa saya kmentari.

Menanggapi laila: perlu pendewasan diri untuk menanggapi pendapat yang sangat keras. Saya cenderung mau NU silakan. Terkait dengan hermeneutika: menerapkan hermeneutika bukan menafikan tetapi menggabungkan hermeneutika dengan ulumul Qur’an. Mengapa konteks kedua dalam aspek filosofisnya?ini belum ada. Secara implicit, harus mempelajari bahasa. Mau memahami bibel kita hrs tahu bahasa. kualifikasi harus diperhatikan juga. Ada orang yang hafal alquran semauanya tidak. Ayat ini ada hubungan aspek bahasa apa? Yang kita butuhkan kita menafsirkan. Kita tidak asbabun nuzul maka kita cek sumbernya. Kalau ini ada balaghah kita cek ke balaghah. Kita hrus memamahi sejarah. Kaitan dengan pedoman laila tadi: islam bukan Tuhan semata. Ketetapn hukum islam itu ada ijtihadnya. Islam itu gabungan aspek tuhan dan manusia. Jangan sampai kita .misalnya hukum nasional itu belum tentu bertentangn islam. Yang terpenting prinsip qur’anik harus diimplikasikan dalam kehdiupan. Alqur’an ini betul kita harus memikirkan problem hidup dalam keseharian.

Kedua penanya: makna literer : hanafi lebih banyak penafsirannya subyketif fazlur rahman kurang.hanafi tidak ada benar dan salah dalam penafsiran sehingga bebas penafsiran. Muhmmad syahrur lihat juga. Nu organisasi menolak hermeneutic.Gus Dur. Muhammadiyah menolak hermeneutika tapi orang juga.

Menanggapi penanya dari Waryono. Problem kita bukan hanya tahlili. Muqalili belum ada. Salah satu yang membedakan fazlur rahman dan hanafi. Mencoba hanafi menjawb kita akan meletakkan qur’an di belakang atau ditaruh didepan? Umat Islam kehilangan kreatifitas untk melakukan terobosan. Integrasi dan interkoneksi perlu dalam menafsirkan. Tidak cukup hanya satu aspek saja kita menafsirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar