Jumat, 19 Desember 2008

Metode Tafsir Hasan Hanafi

Bedah Buku Di Ruang Teatrikal UIN Suka Yogykarta

dalam rangka Haul ke 3 Pesantren Nawesea.

Metode Tafsir Dan kemaslahatan umat karya

Dr. Hasan Hanafi

Pembicara:

Dr. Sahiron Syamsuddin, MA

Dr. Waryono Abdul Ghafur,M.Ag

18 November 2008

Moderator : Khudori, S, Fil. I

Tafsir Yang Mengabaikan Kemaslahatan Umum

Dr. Phil. SAHIRON adalah bapak hermeneutika Yogyakarta

Isu yang berkembang: apakah hermeneutika bisa kita masukkan dalam Ulumul qur’an?

Tidak. karena hermeneutika dari bible. Dari sejarah bukan dari bibel. Yunani abad masehi muncl agama krisen menata bibel. Perjanjian lama dpahami secara literel. Dari berasal Mitos benarkah cerita2 mitos? Para filosof, Kitab suci punya makna literel dan ahistoris. Hermeneutika berasal dari cerita-cerita mitos bukan dari bibel. Justru bibel mengambil dari sana. Para santri tidak pernah dididik secara filsafat. Syiah menwajibkan filsafat. Maka para ulama untk belajar filsafat. Maka jangan kaget para ulamanya hebat. Semangat mereka terbuka.

Ide gagasannya:Hermeneutika digabungkan dalam ulumul qur’an.

Adopsi pengethuan dalam islam sudah lama. Al ghazali, al kindi etc. sekarang ini yang terjadi anti barat. Khwatir. [para ulama dahulu tidak demikian).

Hermeneutika menjadi penting perlu kita pelajari karena:

Alasan kedua: baik lumu Qura’n dan hermeneutika punya obyek. Hermeneutika punya landsan filosofis, dan sebagainya. Islam sekarang kita ini tidak punya hermeneutika filosofis.

Alasan ketiga Hermeneutika bisa memperkuat ulumul quran.

Tidak semua hal dalam ulumul qur’an untuk dimasukkan dalam hermeneutika.

Tidak semua hermeneutika ditolak dan tidak semua hermeneutika tidak diterima. Gadamer toerinya Horizon pemahaman dipunyai setiap orang baik karena penglaman hdp mempengaruhi cara berpikir seseorang. Kitab suci punyai horizon tersendiri. Teks dibiarkan berbicara sesesuai dengan horizon pemahaman tersendiri. Dan para pembaca pun punyai horizon pemahaman. Nah kedua horison pemhaman ini digabungkan. Contoh: dipaksakan qur’an sesuai kehendak kita. Ada asbabul nuzul dalam qur’an. Hasan hanafi sangat bagus diterjemahkan oleh kyai pak yudian ahli hermeneutika. Orang tidak mengerti hermeneutika dikritik pak yudian dalam bukunya Yudian. Buku ini harus dibaca pengkaji tafsir. Aliran fikih, aliran teologi ada dalam buku ini (metode Tafsir).garis besara buku ini kelemahan dan kelebihan metode. Metode saintifik misalnya. Saya membaca buku ini.

Hasan Hanafi lebih menekankan tafsir social. Bahsa hanafi sampai konklusi beliau mendkumentasikan tafsir social. Berdasarkan fakta social kemudian mencari apa yang menjadi solusi dalam al Qur’an. Ada tafsir juz’I dan tematik. Tafsir berangkat dari tujuan makna. Secara keseluruhan mengentaskan perbudakan. Kemerdekaan dibagian perbudakan dalam alqur’an ini misalnya.

Cirri metode tafsir social hasan hanafi : corak dengan kondisi social penafsir. Kalau kelas menengah bisa menafsirkan al qur’an sesuai dengan kondisi. Bagi hasan hanafi tidak masalah. Tiga model penafsiran al qur’an: modernis (bukan modernisnya Nu dan Muhammadiyah),tetapi modernis disini adalah: mereka memakai original tapi maqasid syariah yang dipakai. Potong tngn tidak ditegakkan tapi prinsip tidak bolehnya mencuri ditegakkan. Apakah maqasid syariah ini yang ditegakkan dalam Alqur’an?. Islam mati dimata barat karena kerasnya hukum islamnya seperti menafsirkan alqur’an dengan memotong tangan potong bagi pencuri. Apa yang ditafsirkan hanafi bisa melampaui kehendak aqur’an. Terlepas dari kritikan hanafi hanafi mencoba mengangkat tafsir reality. Demikian cerita pak sahiron dalam menanggapi buku metode tafsir karya hanafi ini.

Moderator: Gadamer sudah bisa masuk pada tingkatan itu( )

Dr.Waryono MAg, 08122721422. beliau adlah dosen fakultas dakwah. Karier IAIN TH adik kelas Sahiron Magister Di IAIN gelar doctor di UIN.

Background hanafi, seorang filosof bukan seorang penafsir.konteks sejrah: kemunduran kita. Tipe orang yang memasukkan segala sesuatunya dari barat, ada sesuai dan ada yang tidak sesuai baru diadopsi dan mengambil yang sesuai dengan kehendak ini konteks hanafi dalam untk mengkritik hanafi. Dalam perkembangan sejarah yang semula reformasi lalu djajah. Hanafi mengilhami dalam menafsirkan karena beliau hidp di barat. Hanafi ghirah mengkonstruksi al quran dan ushl fkh. Mirip Nu tradisional. Barat harus dihadapi. Tapi islam perlu dibenahi. Bagi Hanafi tidak ada turah yang jelek. Trah tidak bisa dilepaskan tahziq. Apresiasi dan menetapkan hal2 yang yang berhubungan hanafi. Tafsir social hanafi berangkat dari alQur’an bukan berangkat fikih. Hanafi tertarik Perumusan metode penafsiran. Awalnya buku hanafi ini adalah makalah. Ego-barat –islam. Kenapa hanafi tertarik metode penafsiran alq? Karena keprihatinan realitas mesir kontemporer dan mesir….. sama dengan iran sebelum revolusi iran. Ada kemunduran aliansi. Hanafi: Reorientasi mengembangkan kehidupan progressif yang membebaskan melalui keadilan bersama yang mengakar dalam tradisi pemikiran masyarakat. Usul hanafi, tidak hanya membahas tapi juga implikasi. Yang menjadi panglima ekonomi sebagai sudut fokusnya. Dia tidak mencari solusi dalambuku tafsir. Hermeneutika filosofis cenderung hanafi mengambil dalam menafsirkan. Tafsir zaman mengambilnya tidak mengambil tafsir universal. Menghargai subyektif. Menyembunyikan subyektif untuk mengklaim obyektiftas ini bahaya katanya. Landasan metode hanafi: masih menggunakan metode fonologi. Hanafi berangkat dari ushul fikih kenapa? Ushul fikih terkait dengan hukum yang lain. Realitas punyai supremasi. Perda sayariah: apakah masyarakat masih menerima perda syariah yang masih elementer. Ushul fikih yang dipakai hanafi bukan fikih syafii tapi fkih maliki. Tidak seluruh pencuri kena jarimah

Hanafi dalam menafsirkan dekat realitas dalam mmbuat maslah mursalah. Krisis orientasi (syeh Puji). Krisis epistemology: relevan dengan tidak membuat perkembangan pengetahuan. Hanafi dkatakan sekuler karena alqura’n disamakan buku yang lain. Karakeristik: temporal, tidak bersifat realities, makna tertentu dan eksperimental, perhatian pada kontemporer, dan

Prsedur al hanafi :Tafsir ini diorintasikan kepada, tujuan dan berpihak dan berpijak. Analisis factual.

Para penanya:

Sesi pertama: 3 pertanyaan: abrori :ushuluddin

Tafsir berbicara erat dengan kitab suci. Pada pemuka mereduksi orisinal kitab. Kaitannya dengan buku. Hanafi konteksnya berbeda dengan konteks kita. Konteks apa yang ingin ditawarkan kaitannya dengan hanafi.

Laila

Palembang, saya tidak mengenal aliran apa itu NU dan Muhammadyh. Tafsir di era Aliyah. Bagaimana dalam penafsir itu kan harus memenuhi kualifikasi sebagai penafsir untuk menafsirkan .bagaimana alquran sebenarnya bukankah sebagai pedoman bukan kita membelakangkan dulu?

Penanya ketiga: tasir dengan menggunakan perbandingan. Maka pemikiran Hanafi agak sangat sama dengan pmikiran fazlur rahman misalny. Subyektif itu akan ikut bagaimana? NU menolak hermeneutika saya tidak sepakat. NU cenderung klasik.

Penanggap ini harusnya pak Sahiron. Sahiron: hanafi terkait pluralitas pemikiran maka beliau sangat terbuka. Setiap orang punya hak untuk menegakkan gagasannya masing-masing. Dalam segi lain saya tidak dan lain lagi setuju. Mereka punya alasan untk mempertahankan pandangannya. Pendewasan diri ini harus dikedepankan. Problem social sekarang menganggap pendpt sendiri paling benar. Sesuai kondisi hanafi baru mengadopsi ayat-ayat sesuai konteks. Bukan atas agama yang mask surga tetapi orang yang menyerahkan diri pada Tuhan dan berbuat baik pada sesama manusia. Memberikan inspirasi kepada kita. Itu yang bisa saya kmentari.

Menanggapi laila: perlu pendewasan diri untuk menanggapi pendapat yang sangat keras. Saya cenderung mau NU silakan. Terkait dengan hermeneutika: menerapkan hermeneutika bukan menafikan tetapi menggabungkan hermeneutika dengan ulumul Qur’an. Mengapa konteks kedua dalam aspek filosofisnya?ini belum ada. Secara implicit, harus mempelajari bahasa. Mau memahami bibel kita hrs tahu bahasa. kualifikasi harus diperhatikan juga. Ada orang yang hafal alquran semauanya tidak. Ayat ini ada hubungan aspek bahasa apa? Yang kita butuhkan kita menafsirkan. Kita tidak asbabun nuzul maka kita cek sumbernya. Kalau ini ada balaghah kita cek ke balaghah. Kita hrus memamahi sejarah. Kaitan dengan pedoman laila tadi: islam bukan Tuhan semata. Ketetapn hukum islam itu ada ijtihadnya. Islam itu gabungan aspek tuhan dan manusia. Jangan sampai kita .misalnya hukum nasional itu belum tentu bertentangn islam. Yang terpenting prinsip qur’anik harus diimplikasikan dalam kehdiupan. Alqur’an ini betul kita harus memikirkan problem hidup dalam keseharian.

Kedua penanya: makna literer : hanafi lebih banyak penafsirannya subyketif fazlur rahman kurang.hanafi tidak ada benar dan salah dalam penafsiran sehingga bebas penafsiran. Muhmmad syahrur lihat juga. Nu organisasi menolak hermeneutic.Gus Dur. Muhammadiyah menolak hermeneutika tapi orang juga.

Menanggapi penanya dari Waryono. Problem kita bukan hanya tahlili. Muqalili belum ada. Salah satu yang membedakan fazlur rahman dan hanafi. Mencoba hanafi menjawb kita akan meletakkan qur’an di belakang atau ditaruh didepan? Umat Islam kehilangan kreatifitas untk melakukan terobosan. Integrasi dan interkoneksi perlu dalam menafsirkan. Tidak cukup hanya satu aspek saja kita menafsirkan.

Kamis, 18 Desember 2008



My Friends&Teacher



Manejemen

MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

Pendahuluhan

By. Ahmad Fauzan

A. Motivasi

Motivasi berasal dari kata “MOVERE” yang berarti Dorong-mendorong, motivasi biasanya diberikan kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan.

Motivasi sangat penting, karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias. Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Motivasi ini hanya dapat diberikan kepada “orang-orang yang mampu” untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.; bagi orang-orang yang tak mampu menyelesaikan pekerjaaan tidak perlu dimotivasi karena menjadikan sia-sia belaka. Motivasi ini sangat sulit, karena pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan yang diperlukan bawahan dari hasil pekerjaannya itu. Orang yang mau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan baik itu disadari maupun tidak disadarinya. Kebutuhan setiap orang itu “sama”, tetapi keinginan dari setiap orang itu “tidak sama”, karena dipengaruhi selera, kebiasaan dan lingkungannya.

Dalam memotivasi ini pimpinan hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan. Sehingga pemimpin dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan mau bekerja keras dengan harapan, ia akan memenuhi kebutuhan dan keinginannya dari hasil kerjanya.

Menurut Peterson dan Plowman keinginan-keinginan itu adalah:

1. The desire to live: keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang; manusia bekerja untuk dapat makan dan dapat melanjutkan hidupnya.

2. The desire for possession: keinginan untuk memiliki sesuatu.

3. The desire for power: keinginan akan kekuasaan.

4. The desire for recognation: keinginan kan pengakuan merupakan jenis terakhir dari kebutuhan dan juga orang untuk bekerja.

Dengan demikian jelas bagi kita bahwa setiap pekerja mempunyai motif tertentu yang mengharapkan kepuasan dari hasil pekerjaannya. Kebutuhan dan keinginan-keinginan yang dipuaskan dengan bekerja itu, adalah:

1. Kebutuhan fisik dan keamanan: menyangkut kepuasan kebutuhan fisik(biologis), seperti makan, minum, tempat tinggal dan lain-lainnya, disamping kebutuhan akan rasa aman dalam menikmatinnya.

2. Kebutuhan sosial: manusia tergantung satu sama lain.

3. Kebutuhan Egoistik: adanya keinginan orang untuk bebas mengerjakan sesuatu sendiri dan puas karena berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Dengan mengetahui prilaku-prilaku manusia, apa sebabnya orang mau bekerja dan kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya karena bekerja, maka seseorang pemimpin akan lebih mudah memotivasi bawahanya.

Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan,tujuan dan kepuasan, rangsangan timbul dari diri sendiri, dan dari keluar.

Rangsangan ini akan menciptakan “motif dan motivasi” yang mendorong orang bekerja untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya. Motivasi dapat diartikan “Driving Force” yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan berbuat tujuan tertentu.

Motifasi adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang; setiap motivasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

B. Aspek, Pola-Pola dan Tujuan Motivasi.

Aspek motivasi dikenal “aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis”.. Aspe aktif adalah motivasi tampak sebagai suatu usah positif dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan, dan aspek pasif adalah motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan megerakkan potensi sumber daya manusia kearah tujuan yang diinginkan.

Keinginan dan kegairahan kerja ini dapat ditingkatkan berdasarkan pertimbangan tentang adanya dua aspek motivasi yang sifatnya statis, yaitu:

1. Aspek motivasi statis tampak sebagai keinginan dan kebutuhan pokok manusia yang menjadi dasar dan harapan yang akan diperolehnya dengan tercapainya tujuan organisasi.

2. Aspek motivasi statis adala berupa alat perangsang yang diharapkan akan dapat memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pokok yang diharapkannya tersebut.

DR. David Mc. Clellad mengemukakan pola motivasi sebagai berikut:

1. Achievement Motivation :suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan pertumbuhan.

2. Affilation Motivation : dorongan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan orang lain.

3. Competence Motivation : dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.

4. Power Motivation : dorongan untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya mengambil jalan resiko dalam meenganjurkan rintangan-rintangan yang terjadi.

Tujuan Motivasi

1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.

2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

3. meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

4. mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.

5. menciptakan suasana dan hubungn kerja yang baik dan lain sebagainya.

Asas-Asas , Alat-Alat dan Jenis-Jenis Motivasi.

Asas-asas motivasi

1. Asas Mengikutsertakan : Mengajak bawahan untuk berprestasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam pengambilan keputusan.

2. Asas Komunikasi : menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya dan kendala-kendala yang dihadapi.

3. Asas Pengakuan : memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainnya.

4. Asas Wewenang yang didelegasikan : memberikan kewenangan dan kepercayaan pada bawahan, bahwa dengan kemampuan dan kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik.

5. Asas Adil dan Layak artinya motivasi yang diberikan harus berdasarkan atas “keadilan dan kelayakan” terhadap semua karyawan.

6. Asas Perhatian Timbal Balik artinya bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberikan alat dan jenis motivasi.

Alat-Alat Motivasi

1. Materiil Insentif : adanya pemberian uang dan barang yang mempunyai nilai pasar yang pada intinya memberikan nilai ekonomis.

2. Non Materriil Insentif : alat yang berupa benda atau benda yang tida ternilai.

3. Materiil dan Non-materill Insentif : alat yang diberikan berupa materiil (uang dan barang) dan non-material (medali dan piagam) jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan dan kebanggaan rohani.

Jenis-Jenis Motivasi

1. Motivasi Positif yaitu pemimpin memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.

2. Motivasi Negatif yaitu pemimpin memotivasi bawahanya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang kerjaanya kurang baik.

D. Metode, Model dan Proses Motivasi

1. Motivasi Langsung adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus untuk memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam, dan lain sebagainya

2. Motivasi Tidak Langsung yaitu motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang kelancaran kerja, sehingga karyawan betah dan semangat melakukan pekerjaanya.

Model-Model Motivasi

1. Model Tradisional : Mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar gairah bekerjanya meningkat dilakukan dengan sistem insentif yaitu memberikan insentif materiil kepada karyawan yang berprestasi baik.

2. Model Hubungan Manusia : mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka yang membuat mereka merasa berguna penting.

3. Model Sumber Daya Manusia : mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang dan barang atau keinginan atas kepuasan saja, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarrti.

Jadi menurut model sumber daya manusia ini untuk memotivasi bawahan dilakukan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaanya. Motivasi gairah bekerja seseorang akan meningkat, jika kepada mereka diberikan keprcayaan dan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.

Proses Motivasi

1. Tujuan, dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru bawahan dimotivasi kearah tujuan tersebut

2. Mengetahui Kepentingan : Dalam proses tersebut seorang pemimpin tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan perusahaaan saja.

3. Komunikasi Efektif : Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan.

4. Integrasi Tujuan : Adanya penyatuan tujuan perusahaaan dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan adalah needs complex, yaitu memperoleh laba, perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan organisasi/perusahaan dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk disatukan dan untuk ini penting adanya persesuaian motivasi.

5. Fasilitas : Pemimpin dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, misalnya memberikan bantuan kendaraan kepada salesman

6. Team work :pemimpin harus menciptkan team work yang koordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan.

E. Kendala dan Faktor Pendukung Motivasi

Kendala-kendala Motivasi

1. untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat, sulit karena keinginan setiap individu karyawan tidak sama.

2. kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif.

3. pimpinan sulit mengetahui motivasi kerja setiap individu karyawan.

4. pimpinan sulit memberikan insentif yang adil dan layak.

Faktor Pendukung Pemberian Motivasi

Walapun setiap individu karyawan mempunyai keinginan yang berbeda-beda, tetapi ada kesamaan dalam kebutuhannya, yaitu setiap manusia ingin hidup dan untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi setiap manusia atau karyawan mengharapkan kompensasi dari prestasi yang diberikannya serta ingin memperoleh pujian, perlakuan yang baik dari atasannya.

F. Teori-Teori Motivasi

Teori motivasi dikelompokkan atas:

1. Teori Kepuasan

Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan Individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan prilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materiil atau non-materiil yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya.

Jika kebutuhan dan kepuasanya semakin terpenuhi, ka semangat bekerjanya pun akan semakin baik pula.

Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasanya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat orang itu bekerja. Misalnya mahasiswa X ingin lulus dengan nilai A. ini mendorongnya lebih giat belajar dibanding dengan mahasiswa Y yang ingin lulus hanya C saja.

Tinggi rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat bekerja orang tersebut.

2. Teori Motivasi Proses

Toeri proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana “menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan prilaku individu”, agar setiap individu kerja dengan kiat sesuai yang diinginkan oleh pimpinan. Jka diperhatikan secara mendalam teori ini merupakan proses mendalam, teori ini merupakan proses “sebab dan akibat” bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baiknya untuk esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan kegiatan kemarin.

Karena “Ego” manusia yang selalu menginginkan hasil yang baik-baik saja, maka daya penggerak dan memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan diperolehnya pada masa depan. Inilah sebabnya teori ini disebut “ teori harapan” . jika harapan ini dapat menjadi kenyataaan maka seseorang akan cenderung meningkatkan semangat kerjanya. Tetapi sebaliknya jika harapan ini tidak tercapai akibatnya ia akan menjadi malas.

Pada intinya, mengapa motivasi haru dilakukan pimpinan terhadap bawahanya?.

1. Karena pimpinan membagi-bagikan pekerjaanya kepada para bawahan untuk dikerjakan dengan baik.

2. Karena ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya, tetapi ia malas atau kurang bergairah mengerjakannya.

3. Untuk memelihara dan meningkatkan kegairahan kerja bawahan dan menyelesaikan tugas-tugasnya.

4. Untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada bawahannya.

B. Kepemimpinan

Kepemimpinan berarti kemampuan manajerial untu mencapai tujuan-tujuan kelompok melalui kerjasama denagn dan melalui orang-orang. Konsep tersebut mencakup otoritas inharen dari posisi seorang supervisor.

Gaya kepemimpinan

Para pakar tentang kepemimpinan telah menyajikan klasiifikasi tiga macam gaya kepemimpinan sebagai berikut:

Ø Gaya kepemimpinan otokratis

Ø Gaya kepemimpinan partisipatif

Ø Gaya kepemimpinan bebas (Free Rein Leadership Style).

A. Kepemimpinan Otokratik. (Boss)

Para pemimpin otokrasik mengambil keputusan mereka sendiri. Mereka mensentralisa-sikan kekuasaan dan pengambilan keputusan pada mereka sendiri.

Para pemimpin otokratik dapat menjadi apa yang dinamakan “BENEVOLENT AUTOCRATS”. Mereka dapat menghadapi para bawahan mereka secara efektif.

Ada tiga macam tipe BENEVOLENT AUTOCRATS.

1. Sang pemimpin yang hanya memberikan perintah-perintah.

2. Sang pemimpin yang menggunakan pujian dan menuntut loyalitas.

3. Sang pemimpin yang menyebabkan bahwa karyawannya merasa bahwa mereka benar-benar turut berpartisipasi dalam keputusan-keputusan, sekalipun mereka melaksanakan apa yang diinginkan oleh pihak pemimpin tersebut.

B. Kepemimpinan Partisipatif

Para pemimpin partisapatif membagi sebagian dari tanggung jawab pengambilan keputusan mereka dengan anggota kelompok mereka.

Mereka melakukan konsultasi dengan kelompok yang ada tentang maslah-masalah yang menyangkut kepentingan para anggota tersebut, untu mana mereka dapat memberikan sumbangsih mereka.

C. Kemimpinan Bebas

Kepemimpinan bebas dalam dalam literatur bahasa asing dinyatakan sebagai “Free Rein Leadership”. (para pemimpin “bebas” menhindari timbulnya keuasaan dengan jalan mendelegasi kekuasaan itu kepada pihak bawahan mereka. Para pemimpin demkian tergantung pada kelompok karyawan untuk menetapkan tujuan-tujuan mereka sendiri dan memecahkan problem-problem mereka sendiri.

Kelompok yang ada cenderung menjadi kelompok tanpa pemimpin, kecuali apabila sang pemimpin berhubungan dengan orang-orang luar guna mencapai informasi.

Faktor-Faktor situasional dalam kepempinan yang menentukan situasi yang dihadapi.

1. Hubungn pemimpin Anggota.

2. Srtuktur Tugas.

3. Kekuatan Posisi Sang Pemimpin

D. Teori Kepemimpinan Jalur-Tujuan.

Upaya untuk menceritakan kepemimpinan adalah apa yang dinamakan THE PATH-GOAL THEORY OF LEADERSHIP yang muncul dari upaya menerangkan hasil-hasil dari studi di Universitas OHIO STATE.

Sesengguhnya seorang pemimpin dapat terlibat dalam salah satu di antara gaya kepemimpinan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang memberikan pengarahan

2. Kepemimpinan yang bersifat membantu

3. kepemimpinan partisipatif yang intinya adanya seorang pemimpin yang melakukan konsultasi dengan bawahanya, dan saran-saran dan pendapat mereka dipertimbangkan, sewaktu ia mengambil keputusan.

4. Kepemimpinan Yang Berorentasi Pada Hasil

E. Sejumlah Teknik Kepemimpinan

Ada sejumlah teknik kepemimpinan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan kegiatannya.

1. Pastikan adanya kerja sama yaitu Seorang pemimpin yang berhasil harus mengupayakan kerja sama dari pihak yang dipimpin olehnya.

2. Gunakan Otoritas yaitu sang pemimpin memiliki otoritas yang terindendifikasi denagn posisinya. Akan tetapi, otoritas tersebut akan semakin menyusut, kecuali apaila yang bersangkutan menggunakannya secara efektif.

3. Berilah biimbingan dan laksanakan komunikasi. Sebagaimana sang pemimpin harus menjalankan apa yang dinamakan kesatuan pemerintah. Apabila ia memerlukan bantuan dari waktu ke waktu, maka pihak bawahanya harus mengetahui dengan tepat jumlah otoritas yang didelegasi kepada asistennya. Pemimpin yang efektif mewakili esatuan perintah tunggal.

4. Pertahankan disiplin. Adanya kedisiplinan hanya dapat dipertahankan secara efektif, apabila standar-standar serta peraturan-peraturan telah dikomunikasi dan dapahami dengan jelas. Andaikata peraturan dialanggar, maka disiplin yang diterapkan harus bersifat konsisten dan masuk akal.

5. Kembangkan moril kelompok, sebagaiman supervisor dapat mempertahankan moril kelompok tinggi, hanya apabila kelompok terebut memahami tujuannya dan apabila terdapat adanya alat pengukur jelas untuk mengetahui performa.

Setiap anggota kelompok harus benar-benar paham bahwa mereka harus mengerti tujuan-tujuan yang digariskan dan bahwasanya tujuan-tujuan hanya dapat dicapai dengan cara bekerja secara tim.